Mamalia
merupakan satwa bertulang belakang (vertebrata), dapat menyusui yang dicirikan
dengan adanya kelenjar susu pada betina. Ada yang hidup di darat adapula yang
di perairan. Ukuran tubuh mamalia juga beragam, dari yang berukuran kecil
hingga yang besar. Mamalia muda sering sulit diidentifikasi, karena ukuran dan
warnanya sering berbeda dengan yang dewasa. Mamalia muda dari jenis yang
berukuran besar sering terlihat bersama dengan yang dewasa, tetapi dari jenis
yang berukuran lebih kecil, seperti satwa pengerat atau kelelawar, individu
mudanya sering terlihat sendirian. Sebagian besar mamalia melahirkan, tapi ada
beberapa mamalia yang tergolong ke dalam monotremata yang bertelur. Monotremata
tidak memilki puting susu, namun tetap memiliki kelenjar susu (Ario, 2010).
Menurut
Yusuf Kastawi, dkk (1991) Ciri-ciri umum satwa mamalia antara lain.
a. Memiliki
kelenjar mammae (merupakan modifikasi kelenjar peluh) untuk menyusui anaknya.
b. Kulit
tubuh berambut. Rambut ini bervariasi, ada yang lebat menutup hampir seluruh
tubuh, ada yang tinggal bongkol rambut yang terdapat pada moncong misalnya ikan
paus.
c. Berdarah
panas (Homoiothermis), yaitu suhu tubuh dipertahankan pada suatu tingkat panas
yang tetap, biasanya sekitar 36⁰C.
d. Termasuk
tetrapoda (memiliki 4 anggota gerak) berupa kaki yang masing-masing kaki memiliki
5 jari yang bentuk dan ukurannya disesuaikan degan keperluan berjalan, lari,
memanjat, berenang, dan sebagainya.
e. Jantung
terdiri dari 4 ruangan, dengan lengkung aorta sebelah kiri. Butir darah merah
tidak berinti, dan intinya bebentuk bikonkaf.
f. Pernafasannya
menggunakan paru-paru.
g. Rongga
dada dan rongga perut dipisahkan oleh sekat diafragma.
h. Tulang
tengkorak memiliki occepitale condyle yang menghubungkan tengkorak dengan
tulang belakang.
i. Tulang
leher umumnya 7 ruas.
j. Pada
mata terdapat kelenjar mata.
k. Otak
berkembang sangat baik dibandingkan dengan hewan-hewan yang lain dan memiliki
12 nervi cranialis.
l. Fertilisasi
terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Memiliki alat kopulasi berupa
penis bagi jantan dan berupa vagina pada yang betina. Biasanya setelah
melahirkan anaknya disusui dan diasuhnya.Mamalia betina melahirkan dan
menyusukan anak, kecuali mamalia primitif seperti Platypus dan beberapa jenis
di Australia dan Papua Niugini (Ario,
2010).
Beberapa satwa mamalia agak mirip dengan
tipe satwa lainnya.Meskipun kelelawar dapat terbang, namun tidak dikelompokkan
kedalam satwa burung, karena kelelawar tidak memiliki bulu seperti burung
melainkan rambut, tidak memiliki paruh melainkan gigi dan dapat melahirkan
anak. Begitu juga mamalia yang hidup di perairan, terkadang paus, lumba-lumba
dan pesut sering disamakan dengan ikan, padahal mereka sesungguhnya adalah
mamalia yang telah kehilangan hampir semua rambut dan tungkai belakangnya, dan
kaki depannya yang diganti oleh sirip. Mamalia laut ini menghirup udara,
melahirkan dan menyusui anaknya. Landak agak mirip dengan reptilia karena
bersisik dan lidahnya panjang, tetapi sisiknya sebenarnya dibentuk dari
rambut-rambut yang menggumpal (Ario, 2010).
Ciri Khusus
Semua
ciri khusus pada mamalia seperti kelenjar susu, kulit dan kelenjar kulit,
rambut dan kelenjar rambut, tanduk, kuku, cakar da kelenjar kuku pada dasarnya
merupakan bagian dari integument dan asesorisnya. Sistem integumen berfungsi
untuk melindungi tubuh terutama agar tidak terjadi infeksi serta membantu
pengaturan suhu tubuh oleh karena fungsi kelenjar keringat. Selain itu, rambut
juga membantu memberikan keamanan bagi tubu. Berkurangnya rambut pada mamalia
terrestrial, biasanya akibat dari tebalnya kulit (Sukiya, 2003).
a.
Kelenjar
Susu
Kelenjar susu sangat penting bagi
keberlangsungan hidup vertebrata ini. Kelenjar susu terbentuk dari gabungan
kelenjar keringat dan kelenjar minyak yang keduanyaberkembang dari derivate
epidermis. Secara embriologis, kelenjar susu muncul dari penebalan epidermis yang
meluas pada sisi tubuh yang berbentuk garis. Pada titik tertentu sepanjang
garis susu ini akan muncul elenjar susu yang akan berkembang sebagai pertanda
seks sekunder, tetapi secara normal
hanya hewan betina yang fungsional (Sukiya, 2003).
Letaknya bermacam-macam pada spesies
yang berbeda, misalnya pectoral, abdominal atau inguinal. Sebagian besar bangun
kelenjar ini dinamakan nipple atau mammae. Pada monotremata tidak terdapat nipple
sehingga saluran terbuka pada permukaan kulit dan anak-anaknya menjilati
susu yang keluar dari permukaan ventral tubuh induknya. Pada marsupialia dan plasentalia, saluran dari kelenjar susu terbuka pada nipple yang letaknya lebih kranial. Pada
kelompok primate, saluran ini membuka
pada ujung nipple, sedangkan pada artiodactyla terdapat nipple palsu dan saluran tersebut membuka
pada pangkal saluran susu (Sukiya, 2003).
Jumlah mammae juga bermacam-macam,
tetapi umumnya 1-13 pasang (tergantung jumlah anak yang dilahirkan), misalnya
memiliki sepasang mammae pada paus, primate dan kelelawar. Spesies yang lebih profilik (subur) memiliki banyak mammae
untuk menyusui anak-anaknya (Sukiya, 2003).
Air susu umumnya dihisap anaknya,
kecuali pada monotremata yang
memancar dari kelenjar dan pada paus, dimana otot-otot khusus mampu mengeluarkan
air susu dari nipple ke dalam mulut
anaknya. Adaptasi ini mencegah hilangnya gizi karena paus senantiasa di dalam
air dan paus tidak memiliki bibir untuk menhisap. Susu merupakan makanan bagi
anak pada awal kehidupan yang mengandung air, butterfat, laktosa, albumin dan
bermacam-macam garam. Proporsi dari zat-zat tersebut berbeda pada semua spesies
dan direfleksikan dalam rangka pertumbuhan anak (Sukiya, 2003).
b.
Kelenjar
Kulit
Kelenjar
kulit adalah kelenjar keringat (sudiifera),
kelenjar minyak (sebasea) serta
kelenjar bau. Kelenjar keringat
berfungsi untuk mengeluarkan zat buangan dari tubuh dan membantu mengatur suhu
akibat evaporasi keringat. Kelenjar ini tidak terdistribusi di seluruh
permukaan tubuh. Pada tikus shrew,
jumlahnya sedikit dan terbatas pada permukaan ventral, sedangkan pada kelelawar
sangat sedikit dan terletak di daerah wajah, sedikit juga pada paus karena
tidak terjadi evaporasi kulit tubuhnya sewaktu di air. Kelenjar minyak biasanya berhubungan dengan folikel rambut, dan
ekskresinya untuk meminyaki rambut dan kulit. Kelenjar bau pada mamalia muncul dari modifikasi kelenjar
sebasea atau kelenjar sudoifera.
Fungsinya berbeda-beda, diantaranya untuk mempertahankan diri dari musuh,
memperingatkan anggota kelompok yang lain, untuk menarik individu yang jenis
kelaminnya berbeda. Kelenjar ini berkembang bagus pada mamalia yang memiliki
indera pembau yang tajam. Glandula perianal dari Sigung (skunk) menghasilkan metil mercaptan merupakan racun yang
sangat berbau dan dapat menyebabkan kebutaan temporer bahkan permanen (Sukiya, 2003).
c.
Rambut
Ciri
mamalia yang diagnostic selain kelenjar susu adalah rambut yang umumnya banyak,
kecuali pada armadillo dan paus (pada paus bergigi hanya saat embrio saja).
Rambut merupakan struktur ectodermal yang berasal dari lapisan Malpighi epidermis. Pada sayatan
melintang batang rambut, tersusun atas 3 lapisan, yaitu (1) lapisan inti (medulla) yang tersusun dari sel kuboid,longgar dan berpigmen atau tidak, (2)
lapisan korteks, seperti kulit, sel-sel berbentuk fusiformis tersusun sangat
kuat, berpigmen atau tidak dengan ketebalan yang berbeda tiap spesies, (3)
kutikula, tersusun dari sel-sel yang rata dan menyerupai sisik, tidak berpigmen
dengan bentuk dan susunan yang bereda tiap spesies. Umumnya sisik terbagi 2
kelompok yakni imbricate scale yang tersusun saling
tumpah tindih satu sama lain dan coronal scale, mengelilingi batang
rambut dan menyerupai tudung bertumpul. Sedangkan pada rambut yang dibelah
melintang tampak sirkuler atau rata (Sukiya, 2003).
Rambut
mamalia, umumnya terbagi menjadi 2 kategori yaitu rambut kasar (guard hair), lebih besar dan mudah
dilihat dan rambut halus (under hair atau underfur), pendek dan tidak tampak jelas. Rambut kasar umumnya lebih dominan dan bahkan ada yang tidak
memiliki rambut halus misalnya Pinnipedia.
Namun pada insectivora, rambut halus yang lebih dominan (Sukiya, 2003).
Rambut
mengalami pergantian secara periodik karena terbentuk dari zat yang tidak hidup
yaitu struktur keratin. Pergantian rambut terjadi setiap tahun untuk spesies di
musim gugur, tetapi ada juga yang tidak teratur. Fungsi utama rambut adalah
melindungi tubuh dari panas tubuh. Sebagai insulator
karena dapat mencegah hilangnya energy seperti halnya fungsi bulu pada
burung. Pada mamalia di daerah dingin memiliki rambut yang lebih banyak dan
lebih tebal disbanding hewan di daerah panas (Sukiya, 2003).
Pada
Cetacea, jika memiliki rambut panjang
dan tebal justru akan merugikan. Reduksinya lapisan insulator ini diimbangi
dengan adanya lapisan lemak yang tebal, sedangkan pada Pachyderm seperti gajah dan badak diimbangi dengan struktur kulit
yang menjadi tebal (Sukiya, 2003).
Rambut
yang kaku dan kasar pada landak digunakan untuk perlindungan diri karena
pergerakannya yang lambat, pada beberapa hewan, warna tubuh (ada ataupun tidak
ada rambut) cenderung serupa dengan latar belakang lingkungannya. Ada tendensi
berkorelasi langsung antara warna dan lingkungannya sehingga akan menguntungkan
spesies tersebut karena menjadi kurang mencolok. Spesies predator lebih
menguntungkan jika warnanya serupa dengan mangsanya. Pewarnaan protektif sangat membantu mengusir pemangsa, misalnya Antelop
berpantat putih bermakna peringatan, jika otot-otot pada bagian tersebut
berkontraks, rambut Nampak mencolok dan bercahaya (Sukiya, 2003).
Mungkin
ada rambut khusus yang berhungan langsung denga saraf sensori dan sebagai organ
peraba (tractile) untuk mengetahui
hewan atau oblek di lingkungannya. Rambut peraba umumnya di bagian kepala dan
kaki (Sukiya, 2003).
d. Gigi
Gigi
berperan untuk memotong-motong makanan dan ada yang digunakan untuk pertahanan
diri fungsi sebagai perlindungan diri. Gigi tersusu atas lapisan luar yang
sangat khusus dan tipis tetapi sangat keras disebut email dan yang tampak lebih
tebal tetapi lapisannya lebih lembut disebut dentine, serta lubang gigi yang berisi pasta padat dimana saraf dan
pembuluh kapiler berada (Sukiya, 2003).
Sebagian
besar adalah difiodont, artinya
memiliki 2 kelompok gigi, yaitu :
1. Gigi
susu (lacteal dentition / deciduous), beberapa
spesies , gigi ini hanya ada pada embrionik atau awal kelahiran, hanya terjadi
setelah beberapa hari / minggu kelahiran dan terkadang ada gigi susu yang
permanen. Kadang-kadang sangat spesifik, misalnya pada kelelawar, gigi kecil
berkurva seperti membentuk kait yang digunakan untuk menempelkan diri pada
nipple induknya (Sukiya, 2003).
2. Gigi
permanen, sebagai pengganti gigi susu setelah tanggal, dangigi ini tidak akan
tubuh lagi setelah tanggal. Ada kelompok mamalia, gigi pertama yang tumbuh
adalah gigi permanen yang tidak akan diganti walaupun hilang/patah (Sukiya,
2003).
Gigi
pada mamalia dibagi dalam 4 kelompok dari anterior hingga posterior rahang,
yaitu: gigi seri (incisor), gigi
taring (canines), gigi geraham dean (premolar) dan geraham belakang (molar). Jumlah gigi tersebut berbeda
pada tiap jenisnya, kecuali gig taring tidak lebih dari satu pada setiap sisi
rahang. Untuk memunjukkan gigi pada spesies tertentu, para ahli sering
mengguanak dentist formula (rumus gigi)
untuk idetifikasi spesies (Sukiya, 2003).
Gigi
seri terletak di bagian depan mulut, digunakan untuk memotong, merenggut atau
menggerogoti, oleh karena itu gigi ini berkembang baik pada hewan herbivora.
Umumnya 6 pasang, namun pada tikus pengerat hanya 2 pasang dan bentuknya
seperti pahat dan tumbuh terus sepanjang hidup. Lagomorpha berbeda dengan
rodentia karena pasangan kedua gigi seri yang terletak di rahang atas sangat
kecil (Sukiya, 2003).
Gigi taring tampak sangat berkembang
pada hewan karnivora. Gigi ini lebar dan lancip yang berguna untuk menangkap
dan membunuh mangsa serta menyobek daging. Pada Walrus menjadi lebar karena digunakan untuk menarik dirinya di atas
es serta mengeluarkan kerang-kerangan dari dasar laut. Pada kelelawar
insektivora panjang sehingga cocok untuk menangkap mangsa, tetapi gigi taring
atas pada vampire mirip gigi seri seperti mata pisau untuk menusuk kulit
korbannya. Gigi ini tidak ada pada Rodentia
dan Lagomorpha, namun terdapat diastema (jarak gigi seri dengan gigi
geraham) (Sukiya, 2003).
Perbedaan bentuk gigi geraham depan dan
belakang pada mamalia tergantung pada tingkah laku dan makanannya. Geraham
depan diawali dengan munculnya gigi yang rontok sedangkan geraham belakang
tidak. Gigi geraham depan terkadang berbentuk sama dengan geraham belakang yang
disebut molariform. Pada tupai
disebut brakhiodont dengan ciri
mahkota rendah, sementara jika mahkota tinggi micritine disebut hipsodont. permukaan gigi geraham
cenderung rata sehingga cocok digunakan untuk menghancurkan dan melumat makanan
(Sukiya,
2003)
e. Antler dan horn
Horn
artinya tanduk permanen pada kambing, sapi, kerbau dan sebagainya, sedangkan Antler adalah tanduk susu pada rusa dan
sebagainya. Keduanya ditemukan pada Artiodactyla.
Antler berupa tulang yang terletak di bagian dalam atau inti yang merupakan
pertumbuhan tulang frontal. Selama periode pertumbuhannya ditutupi oleh beledu
(velvet) yang tersusun dari kulit dan
rambut halus. Setelah antler matang atau dewasa maka suplai darah ke antler
semakin berkurang dan akhirnya berhenti, akibatnya antler akan tanggal dan
diganti oleh yang baru. Pada musim kawin, antler digunakan sebagia senjata untuk
bertarung memperebutkan betina. Pada rusa antler diganti sekitar 1-1
tahun dari awal pertumbuhan yang umumnya
memiliki jumlah cabang yang cenderung selalu bertambah seiring dengan
kedewasaannya (Sukiya, 2003).
Tipe
horn dapat ditemukan pada family Bovidae dan
modifikasi bentuk horn ditemukan pada family Antilocapridae. Horn
dimiliki oleh jantan dan betina, dimana jantan lebih besar. Pergantian horn
hanya terjadi pada lapisan luarnya. Intinya merupakan struktur permanen dan
terus bertambah selama hidup yang ditutupi oleh penutup bentuk sarung berupa
keratin yang ukurannya akan meningkat seiring dengan ukuran inti tulang. Horn
pada Bovidae tidak bercabang dan
permanen meskipun bentuknya bermacam-macam. Horn pada badak tumbuh dari tulang
frontal (Sukiya, 2003).
Gambar 2.22.
Antler and Horn of Mammalia (Sumber : Google.com)
Habitat
Mammalia telah menyebar di setiap relung ekologi di
bumi dan ditemukan di laut, di sepanjang pantai, di sungai, di bawah tanah, di
atas tanah, di pohon dan bahkan di udara. Daerah penyebaran Mammalia mulai dari
kutub sampai daerah tropis.
Peranan
Bagi kehidupan manusia, Mammalia ini sangat banyak
manfaatnya, antara lain dibeberapa daerah (terpencil) hewan-hewan tertentu
dipergunakan sebagai transportasi (kuda, sapi, kerbau), anjing digunakan untuk
menjaga rumah, untuk pelacak penjahat. Dan banyak Mammalia yang diternakkan
untuk dimanfaatkan daging dan air susunya sebagai sumber protein hewani
(Kastawi,dkk, 1991).
Klasifikasi
Menurut Jordan dan Verma, diambil dari
Storer dan Usinger 1957 penggolongan mamalia adalah sebagai berikut.
Sub
Kelas I. Prototheria (Mammalia bertelur terdapat di Australia)
Ordo
Monotremata
·
Mammalia bertelur
·
Tidak mempunyai daun telinga
·
Berparuh dan berkloaka
·
Mempunnyai tulang korakoid dan
prekorakoid
·
Gigi hanya pada hewan muda
·
Tidak mempunnyai uterus dan vagina
·
Tidak mempunyai puting susu
·
Jari-jari dengan membran kulit
·
Ekor pipih
·
Hewan jantan memiliki taji (berhubungan
dengan kelenjar racun)
·
Makanannya
invertebrata air
Sub
Kelas II. Allotheria (Telah Punah)
Ordo 1.
Tricodonta
Ordo 2. Multituberculata
Sub
Kelas III.
Theria
Infra Kelas Pantotheria (Telah Punah)
Ordo 1. Pantotheria
Ordo 2. Symmetrodonta
Infra Kelas Metatheria
·
Mammalia berkantung
·
Hewan muda menyelesaikan perkembangannya
dalam sebuah marsupium (kantung pada tubuh betina)
·
Uterus dan vaginanya masing-masing
berjumlah dua
·
Tidak mempunnyai plasenta
·
Di dalam uterus telur yang dibuahi
berkembang tetapi larva lalu merangkak keluar dan masuk ke dalam marsupium,
tumbuh jadi fetus dan menempel pada puting-puting susu dengan mulutnya.
Ordo 1. Marsupialia, Contoh : Opossum
(Didelphia marsupialis), Walabi (Macrapodidae : Petroge sp dan Lagorchestes
sp.), Kangguru (Dendrolagus sp.), bandikot
(Pirameles sp.), Kaskus (Phalanger sp.), Koala (Phscolarctus sp.) dan wombat (Phscolomys sp.).
Infra Kelas Eutheria:
·
Mammalia berplasenta.
·
Pertumbuhan dan perkembangan fetus di
dalam uterus.
·
Vagina hanya satu.
·
Fetus terletak di dalam plasenta yang melekat
pada uterus (dengan korion yang tumbuh baik).
Ordo 1 Insectivora
·
Mata tertutup.
·
Telapak kaki muka lebar dengan
cakar-cakar besar.
·
Makanannya insekta, cacing, dan tunas
biji-bijian.
·
Contoh : Scalopus sp., Scapanus latimanus, Echinosorex albus.
Ordo 2 Dermoptera
·
Disebut juga monyet terbang.
·
Keempat kaki dan ekornya bersama-sama
membentuk patagium (parasut berbulu).
Contoh : Gakopithecus sp.
·
Makanannya daun dan buah-buaha.
·
Terdapat di Indonesia dan Asia Tenggara.
Ordo
3
Chiroptera (Kelelawar)
·
Mammalia terbang dengan kaki depan yang
panjang .
·
Sayap berupa membran interdigital dan
mencangkup jari-jari kaki depan dan kaki belakang, kadang-kadang juga ekor.
·
Pemakan buah-buahan
·
Kaki belakang lebih kecil
·
Gigi tajam
·
Nokturnal
·
Pandai terbang
·
Contoh : Kalong Jawa (Pteropus edulis)
Ordo 4 Primata
·
Contoh : monyet, kera, manusia
·
Tangan dan kaki besar dengan
·
Lemur
sp.(terdapat
di Afrika dan Asia Tenggara, hidup di pohon, nokturnal, makan tumbuhan dan
hewan kecil).
·
Tarsius
sp. (terdapat
di Asia Tenggara dan Australia, seperti tupai, mata menonjol, telinga besar dan
tipis).
·
Nasalis
sp. (monyet
berbelalai dari kalimantan).
·
Macacus
sp. (monyet
resus, terdapat di Asia).
·
Kera antropoid (tidak mempunnyai ekor
dan kantong pipi).
Ordo 5 Edentata
·
Berbulu panjang.
·
Arah bulu berlawanan dengan arah bulu
pada Mammalia lainnya.
·
Gigi tidak dilapisi lapisan email.
·
Makanannya daun, buah, burung.
Ordo 6 Pholidota
Ordo 7 Lagomorpha
·
Meliputi kelinci dan pika.
·
Jari kaki dengan cakar.
·
Ekor pendek, kuat dapat digerakkan.
·
Gerakan rahang hanya lateral.
·
Manannya tumbuhan
·
Contoh pika (Ochotona sp.)
Ordo 8 Rodentia
·
Mencangkup tikus, tupai, bever, landak,
dan hamster.
·
Kaki dengan 5 jari dan bercakar.
·
Tidak mempunnyai taring.
·
Hidup pada segala macam habitat.
·
Contoh : Sciurus sp.(tupai pohon), Citellus
sp. (tupai tanah), Tamas sp. (tupai
gunung).
Ordo 9 Cetacea
·
Tubuh berbentuk kumparan.
·
Kepala panjang.
·
Ada yang dengan kaki depan (flipper)
seperti pendayung.
·
Tidak mempunnyai cakar dan kaki
belakang.
·
Ekor panjang dan berakhir sebagai daun
daging.
·
Tidak mempunyai lapisan email.
·
Lubang hidung kecil di bagian atas
kepala.
·
Kulit lunak da tidak berambut.
·
Tidak mempunnyai kelenjar kulit.
·
Mempunnyai kelenjar air susu, kelenjar
air mata dan lapisan lemak di bawah kulit.
·
Lambung majemuk.
·
Contoh : Paus dan lumba-lumba.
Ordo 10 Carnivora
·
Jari berjumlah 4-5 dan semuanya dengan
cakar.
·
Kaki dapat digerak-gerakkan.
·
Radius, ulna, tibia, dan fibula
terpisah.
·
Gigi seri kecil.
·
Uterus bertanduk 2.
·
Plasenta tipe zonaria.
Ordo 11 Pinnipedia
Ordo 12 Tubulidentata
·
Telinga dan moncong panjang.
·
Mulut tubular.
·
Gigi susu banyak, gigi permanen jarang
(tidak mempunnyai gigi seri dan gigi taring).
·
Gigi tidak berakar dan beremail
·
Jari berjumlah 4-5 dengan cakar, Contoh
: Orycteropus sp.
Ordo 13 Hyracoidea
·
Tubuh kecil.
·
Jari depan berjumlah 4, jari belakang
berjumlah 3, telinga dan ekor pendek.
·
Contoh : Procavia (hyrax) sp. di Afrika,
seperti marmut (Cavia sp.).
Ordo 14 Sirenia
·
Contoh : Dugong dan Manate (sapi laut).
·
Kaki depan seperti alat pengunyah.
·
Ekor dengan daun berdaging.
·
Mocong tumpul, mulut kecil, bibir lebar.
·
Tidak memiliki telinga luar.
·
Gigi dengan email.
·
Tubuh sedikit berbulu.
·
Lambung kompleks.
·
Hidup di laut dan di air tawar.
·
Herbivora
·
Contoh : Helicore dugong dan Hydrodamalis.
Ordo 15 Perissodactyla
·
Meliputi kuda, keledai, zebra, tapir,
dan rinoseros.
·
Tubuh besar, kaki panjang.
·
Telapak kaki dengan jari-jari berjumlah
ganjil yang dibungkus oleh kuku.
·
Lambung sederhana.
·
Contoh : Equus calabus (kuda).
Ordo 16 Artiodactyla
·
Meliputi babi, sapi, menjangan, antelop,
kerbau, unta, dan kuda nil.
·
Jari-jari berjumlah genap.
·
Kaki panjang.
·
Dua jari dibungkus oleh nsebuah tracak.
·
Sebagian besar kepalanya bertanduk.
·
Kecuali babi, gigi tereduksi dan lambung
terdiri atas 4 kompartemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar